Perubahan iklim menjadi salah satu
permasalahan lingkungan global yang
mendesak untuk ditangani. Konsentrasi gas
rumah kaca saat ini berada pada level tertinggi
dan terus meningkat mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Penyebab
perubahan iklim
Aktivitas manusia telah menjadi
penyebab utama perubahan iklim,
terutama akibat pembakaran bahan
bakar fosil seperti batu bara, minyak dan
gas. Pembukaan lahan dan hutan juga
dapat melepaskan karbon dioksida.
Tempat pembuangan sampah merupakan
sumber utama emisi metana. Energi,
industri, transportasi, bangunan,
pertanian dan tata guna lahan termasuk
di antara penghasil emisi utama.
Dampak perubahan iklim :
- Suhu lebih panas
- Peningkatan kekeringan
- Peningkatan suhu dan volume
lautan
- Kepunahan spesies
- Kekurangan makanan
- Peningkatan resiko kesehatan
- Kemiskinan
Menurut National Geographic Indonesia (2019),
peringkat keanekaragaman hayati daratan
Indonesia adalah nomor dua setelah Brazil.
Akan tetapi, jika keanekaragaman hayati
daratan tersebut ditambahkan dengan
keanekaragaman hayati lautan, maka
Indonesia menjadi negara dengan
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Walaupun demikian, Indonesia juga
dikenal sebagai Negara dengan
penurunan keanekaragaman hayati
(flora dan fauna) yang tinggi. Menurut
Nasional Geografi Indonesia (2019),
Indonesia menduduki urutan keenam
sebagai Negara dengan kepunahan
biodiversitas terbanyak.
Untuk mencegah atau mengurangi laju
kecepatan penurunan keanekaragaman
hayati tersebut Indonesia perlu melakukan
dan mengembangkan upaya-upaya
konservasi, baik secara in-situ maupun ex situ. Konservasi in-situ adalah upaya pelestarian flora, fauna dan ekosistem di habitat aslinya atau di kawasan konservasi. Kawasan konservasi in-situ antara lain cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman buru, taman huta raya. Sedang konservasi ex-situ adalah upaya pelestarian tumbuhan dan hewan yang terancam punah di luar habitat aslinya. Konservasi ex-situ dilakukan dengan menempatkan spesies tersebut di lingkungan yang dikendalikan oleh manusia, seperti taman safari, kebun binatang, kebun raya, kebun koleksi.
Arboretum adalah kawasan koleksi
berbagai jenis pohon yang berperan
sebagai penyerap dan penyimpan karbon,
serta membentuk iklim mikro sehingga
memberikan suasana di dalam kawasan
dan disekelilingnya menjadi sejuk dan
nyaman. Pohon yang ditanam dan
dikembangkan juga memiliki tujuan untuk
penelitian, pendidikan dan konservasi ex
situ.
Pasir bakukung merupakan Site Nyaah ka Alam
seluas 2,3 ha secara administratif
terletak di desa Gunung tanjung
Kec. Gunung tanjung Kab.
Tasikmalaya. Sejak tahun 2020
didedikasikan untuk kegiatan Nyaah
ka Alam, dengan pemanfaatan
antara lain arboretum, kemping
area, budidaya pertanian
(argoforestry), lokasi penelitian dan
budidaya lebah teweul.
Melihat pentingnya arboretum sebagai upaya konservasi ex-situ, tempat pendidikan dan penelitian dan upaya mitigasi perubahan iklim, maka sejak tahun 2020 Nyaah ka Alam berkomitmen membuat aroboretum di Pasir Bakukung Site Nyaah ka Alam.
1. Penanaman perdana di Arboretum mengambil momentum Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2020
2. Penanaman pada kegiatan Ripple Accelerator Program - Women Earth's Alliance 2023.
Penanaman dilakukan untuk mendukung kegiatan budidaya lebah teweul yang dilaksanakan oleh kelopok wanita tani Alam Ceria yang merupakan kelompok perempuan binaan dari Nyaah ka Alam.
3. Penanam pada kegiatan Climate Innovation Generation Program (CIGPro) - Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024.
Sampai dengan tahun 2024, Arboretum Pasir Bakukung telah memiliki 35 jenis, baik pohon, tanaman obat dan tanaman hias. Sedang untuk jumlah pohon pada tiap jenis hanya sebanyak 1-5 pohon.
Rencana berkelanjutan
- Menambah jumlah jenis dan jumlah pohon
- Menjadi sumber perbanyakan baik
secara generatif dan vegetatif
- Menjadi lokasi pendidikan
konservasi SDAH
- Manfaat ekonomi melalui produk
HHBK
- Menjadi kawasan penyerapan
karbon
Climate change is a global
challenge that requires
collective action.
By raising awareness and
adopting sustainable
measures, we can protect the
planet for future generations.