Kamis, 02 Januari 2025

Arboretum Pasir Bakukung

Perubahan iklim menjadi salah satu permasalahan lingkungan global yang mendesak untuk ditangani. Konsentrasi gas rumah kaca saat ini berada pada level tertinggi dan terus meningkat mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. 

Penyebab perubahan iklim

Aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas. Pembukaan lahan dan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian dan tata guna lahan termasuk di antara penghasil emisi utama.


Dampak perubahan iklim :

  • Suhu lebih panas 
  • Peningkatan kekeringan 
  • Peningkatan suhu dan volume lautan 
  • Kepunahan spesies 
  • Kekurangan makanan 
  • Peningkatan resiko kesehatan 
  • Kemiskinan 
Menurut National Geographic Indonesia (2019), peringkat keanekaragaman hayati daratan Indonesia adalah nomor dua setelah Brazil. Akan tetapi, jika keanekaragaman hayati daratan tersebut ditambahkan dengan keanekaragaman hayati lautan, maka Indonesia menjadi negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.


Walaupun demikian, Indonesia juga dikenal sebagai Negara dengan penurunan keanekaragaman hayati (flora dan fauna) yang tinggi. Menurut Nasional Geografi Indonesia (2019), Indonesia menduduki urutan keenam sebagai Negara dengan kepunahan biodiversitas terbanyak.  

Untuk mencegah atau mengurangi laju kecepatan penurunan keanekaragaman hayati tersebut Indonesia perlu melakukan dan mengembangkan upaya-upaya konservasi, baik secara in-situ maupun ex situ. Konservasi in-situ adalah upaya pelestarian flora, fauna dan ekosistem di habitat aslinya atau di kawasan konservasi. Kawasan konservasi in-situ antara lain cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman buru, taman huta raya. Sedang konservasi ex-situ adalah upaya pelestarian tumbuhan dan hewan yang terancam punah di luar habitat aslinya. Konservasi ex-situ dilakukan dengan menempatkan spesies tersebut di lingkungan yang dikendalikan oleh manusia, seperti taman safari, kebun binatang, kebun raya, kebun koleksi.

Arboretum adalah kawasan koleksi berbagai jenis pohon yang berperan sebagai penyerap dan penyimpan karbon, serta membentuk iklim mikro sehingga memberikan suasana di dalam kawasan dan disekelilingnya menjadi sejuk dan nyaman. Pohon yang ditanam dan dikembangkan juga memiliki tujuan untuk penelitian, pendidikan dan konservasi ex situ.

Pasir bakukung merupakan Site Nyaah ka Alam seluas 2,3 ha secara administratif terletak di desa Gunung tanjung Kec. Gunung tanjung Kab. Tasikmalaya. Sejak tahun 2020 didedikasikan untuk kegiatan Nyaah ka Alam, dengan pemanfaatan antara lain arboretum, kemping area, budidaya pertanian (argoforestry), lokasi penelitian dan budidaya lebah teweul.



Melihat pentingnya arboretum sebagai upaya konservasi ex-situ, tempat pendidikan dan penelitian dan upaya mitigasi perubahan iklim, maka sejak tahun 2020 Nyaah ka Alam berkomitmen membuat aroboretum di Pasir Bakukung Site Nyaah ka Alam. 

1. Penanaman perdana di Arboretum mengambil momentum Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2020







2. Penanaman pada kegiatan Ripple Accelerator Program - Women Earth's Alliance 2023.
Penanaman dilakukan untuk mendukung kegiatan budidaya lebah teweul yang dilaksanakan oleh kelopok wanita tani Alam Ceria yang merupakan kelompok perempuan binaan dari Nyaah ka Alam. 





3. Penanam pada kegiatan Climate Innovation Generation Program (CIGPro) - Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024.





 


Sampai dengan tahun 2024, Arboretum Pasir Bakukung telah memiliki 35 jenis, baik pohon, tanaman obat dan tanaman hias. Sedang untuk jumlah pohon pada tiap jenis hanya sebanyak 1-5 pohon. 









Rencana berkelanjutan
  • Menambah jumlah jenis dan jumlah pohon 
  • Menjadi sumber perbanyakan baik secara generatif dan vegetatif
  • Menjadi lokasi pendidikan konservasi SDAH 
  • Manfaat ekonomi melalui produk HHBK 
  • Menjadi kawasan penyerapan karbon

Climate change is a global challenge that requires collective action. 
By raising awareness and adopting sustainable measures, we can protect the planet for future generations. 

Tentang Kami

Arboretum Pasir Bakukung

Perubahan iklim menjadi salah satu permasalahan lingkungan global yang mendesak untuk ditangani. Konsentrasi gas rumah kaca saat ini berada ...