Beberapa
minggu ke belakang sering kita mendengar berita mengenai kejadian turunnya
macan tutul ke pemukiman masyarakat di sekitar Gn. Sawal. Gn. Sawal memiliki luas
10. 515, 56 Ha dengan status dan peruntukannya antara lain Suaka Margasatwa,
Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi dan Hutan Pangonan. Suaka Margasatwa Gunung
Sawal memiliki satwa kunci yaitu Macan Tutul (Pantera pardus). Pada tahun 2019 diperkirakan ada 9 ekor macan
ditemukan di gunung sawal berdasarkan kamera pengintai yang terpasang.
Pertanyaan pertama yang muncul adalah mengapa mereka sampai berada di pemukiman masyarakat atau istilah lainnya adalah turun ke pemukiman atau ladang masyarakat? Apakah benar mereka turun ke wilayah masyarakat? Atau masyarakatlah yang naik dan menekan habitat dan wilayah dari macan tutul? Ada beberapa kemungkinan penyebab macan tutul sampai ke pemukiman masyarakat, selain karena berkurangnya sumber pakan atau mangsa yang tersedia di habitatnya, bisa juga karena kondisi macan yang kurang sehat sehingga tidak bisa berburu dan mencari pakan yang mudah di pemukiman masyarakat yaitu hewan ternak. Macan muda yang sedang belajar berburu bisa juga akhirnya sampai ke pemukiman masyrakat.
Apa
saja yang menjadi satwa yang menjadi mangsa dari macan tutul? Diketahui mangsa
utama dari macan tutul adalah babi hutan, monyet, suruli, kijang, kancil dan
mangsa sekundernya adalah musang, landak, luwak dan dapat juga memangsa bajing
dan kekes. Lalu bagaimana ketersediaan mangsa macan tutul tersebut di
habitatnya? Bagaimana kondisi rantai makanan di gn. Sawal dari yang terendah
sampai ke puncak rantai makanan yaitu macan? Apakah dalam kondisi baik atau
rusak? Ini menjadi hal menarik karena kita harus melihatnya sebagai sebuah
ekosistem yang saling berhubungan satu sama lain. Karena salah satu dari bagian
rantai makanan ini rusak atau hilang maka akan merusak ekosistem secara
keseluruhan.
Mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan yang hadir dalam diskusi santai ini ditantang untuk bisa bisa ambil bagian dengan melaksanakan inventarisasi satwa dan tumbuhan di gunung sawal yang akan menjadi data dasar dalam melaksanakan pembinaan populasi dan habitat. Nyaah ka Alam siap memberi dukungan.
Diharapakan
kita harus melihat kondisi ini secara lebih luas dalam lingkup ekosistem. Data
kondisi semua elemen penunjang dari habitat macan dan ekosistem gunung sawal
idealnya dapat tersedia sebagai bahan analisa dalam pembinaan populasi dan
habitat. Peran semua elemen atau stake holder baik yang pihak pemerintah
sebagai pengelola, masyarakat yang dekat dengan kawasan maupun pihak lain yang
peduli, sangat dibutuhkan. Kerja sama, saling mendukung, komunikasi dan
kolaborasi yang bersinergi baik akan menjadikan kondisi habitat macan lebih baik.
Nyaah ka Alam salah satu pihak yang peduli mengajak semua elemen untuk bersama
sama menjaga dan melindungi satwa dan habitat kunci yang berada di gunung Sawal.
Semoga
obrolan santai kami menjadi semangat dalam meningkatkan kemampuan diri masing
masing yang masih harus banyak belajar dan berusaha dalam ikut serta dalam
pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di lingkungan terdekat kami.
Terima kasih atas kehadiran dan tukar pikirannya, sampai ketemu pada acara obrolan santai selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar